Entah kenapa panik saya selalu berhubungan dengan komputer. Setiap kali saya sedang terlena menggunakannya, ada saja hal-hal yang membuat saya tiba-tiba sulit bernapas, jantung kebat-kebit, tangan dingin gemetar, dan kaki ingin loncat-loncat panik tak keruan.
Pada zaman dulu (bahkan sampai sekarang), saya selalu ingin orang yang berpengaruh di bidang IT ini untuk cepat-cepat burned in hell. IYA, PEMBUAT VIRUS.
Entah kenapa, i can't deal with any kind of this shit. Sudah trlalu banyak kenangan saya yang berhubungan dengan omong kosong yang satu ini. Mulai dari zaman baru ditemukannya flashdisk sampai saat saya lulus SMA ini.Parah.
Suatu hari (which is today), saya menemukan flashdisk yang terselip dalam amplop surat kawa saya. Karena saya penasaran apa isinya, saya bawalah flashdisk itu ke depan laptop milik kakak saya, dan saya langsung colok tanpa rasa curiga sedikitpun.
Olala, tak disangka! Warning alert dari antivirus Avira langsung muncu menandakan virus telah terdeteksi disini. SeJak saya mengenal komputer, saya paling bencI, takut, bahkan trauma mendengar bunyi "tet tot" yang muncul kala sebuah virus terdeteksi. Begitu laptop kakak saya berbunyi seperti itu (dan sudah sangat jarang ditemukan virus di sekitar saya), otak saya langsung berdesing dan mengirim sinyal panik skala penuh. Worst reaction ever. Saya panik, dan kala saya panik, tidak ada yang bisa saya lakukan dengan benar.
Setelah meremovenya, saya langsung mencabut flashdisk tersebut dengan kalang kabut dan mematikannya kala full scan dijalankan. Why? Ya, panik. Dengan kesal, saya mengambil kunci motor dan pergi ke warnet untuk menumbalkan komputer warnet sekaligus mengecek apa isi flashdisk kawan saya tersebut. Begitu sampai tempat tujuan, langsung colok. Hayah, begitu masuk, antivirus Smadav langsung menampakkan deretan virus di tengah layar yang membuat jantung saya seakan berhenti berdetak. Oh, tidak. Ramnit. Iya, ramnit. Seakan bertemu musuh lama di kala yang tidak tepat.
Perlu diketahui, saya dan Ramnit memiliki hubungan yang tidak harmonis (Phew...) Sudah berkali-kali saya dibuat stres oleh virus blengcek ini, karena semua yang diinfeksinya berkaitan dengan tugas sekolah saya. Sudah tak terhitung berapa kali saya harus ngetem di warnet, menunggu sang empunya warnet mengotak-atik isi flashkdisk saya yang semuanya terinfeksi virus yang punya kemampuan menggandakan file sampah (seperti mantra Geminio gitu deh..). Demi tugas pak Jul, hanya agar file saya bisa di print. Memalukan. Sudah tak terhitung berapa banyak virus yang menginfeksi flashdisk-flashdisk yang pernah bersama saya. Tidak hanya flashdisk, tapi juga CD, laptop, keperluan ngeprint, bikin laptop lemot, ngerusak software... Ahhhh!
Saya punya kebiasaan buruk ketika panik bersama komputer seperti ini.
Dulu, pernah ketika saya bermain game, gamenya tiba-tiba ngadat dan gak mau jalan. Kakak saya sudah mengingatkan agar tidak memainkannya terlalu lama, eh saya ngeyel. Saya mainkanlah sampe laptopnya panas. Setelah begitu, saya panik karena ngeklik apapun gak berpengaruh. Dan yang paling saya takutkan, gamenya FULLSCREEN. Iya, dulu saya gak ngerti jalan pintas untuk matikan kompi kalau aplikasinya fullscreen. Saya udah stres dan udah loncat-loncat gak karuan, dan dengan penuh hikmat, saya tekanlah tombol power itu lama-lama sampai layarnya mati. Lega sementara. Tak lama kakak saya menyalakannya dan aplikasi game itu langsung muncul, dan kena marahlah saya.
Yang paling menyebalkan, dulu saya pernah memasukkan file penting ke flashdisk saya satu-satunya. Warna hijau dengan gantungan boneka buluk. Entah karena sebuah urusan, saya perlu file di dalamnya agar di print. Kesalnya, ada virus di dalamnya dan saya tak sadar. Setiap saya mencolokkannya , virusnya muncul dan dihapus, tapi ketika di tempat lain, ada lagi dan lagi. Lama-lama saya malah sibuk mengurusi flashdisk itu, sampai stres karena virusnya mengunci semua file entah dengan cara apa sehingga saya tidak bisa memprintnya. Akhirnya, dengan segala kerelaan di bumi, saya format dan saya buang flashdisk itu. Byeeee
Sebenarnya, kepanikan saya sudah masuk tahap parah. Otak mengirim sinyal dan memproses bayangan-bayangan yang tak seharusnya ada sehingga saya jadi overthinking. Namun panik saya jarang berhubungan dengan benda lain selain komputer. Buku? Cermin? Kamera? Gak pernah.
Entah kenapa kalau komputer sudah hang dan gak mau bereaksi, gejalanya menular ke saya dan membuat saya tiba-tiba gaptek dan blank.
Oh whatever.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar