Dengan sepenuh hati, dari kacamata anak muda yang belum berpengalaman dan miskin ilmu kehidupan B)
Oke, ini buku yang sangat bernilai. Banyak banget yang pengen saya stabilo pas bacanya.
Dan bener-bener deh, kagum banget sama tokoh Sumarni.
Cerminan Woman In Power yang sesungguhnya.
Judul: Entrok
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia
Mulanya saya kira ini antologi cerpen, tapi ternyata tetap sebuah novel, tapi perbab kisah dalam novel diberi judul masing-masing.
Dan saya tahu teknik lain lagi dalam menulis (selain memutarbalikkan alur tiap bab seperti dalam Satin Merah), yaitu menggonta-ganti sudut pandang. Jadi perbab sudut pandangnya berganti-ganti tokoh, namun masih dalam satu kejadian yang sama.
Bercerita tentang tokoh Marni kecil yang sangat ingin memiliki entrok (bra/BH). Ia hanya hidup berdua dengan ibunya (yang disebut Simbok) dalam gubuk mereka yang beratapkan daun kelapa dan berlantaikan tanah. Pekerjaannya sehari-hari setelah berkeinginan punya uang untuk membeli entrok adalah mengupas singkong di pasar. Bagi keluarga kecil mereka yang bisa makan saja sudah syukur (dan makannya bukan nasi putih yang mewah atau nasi aking yang lumayan, melainkan gaplek -olahan dari singkong-), selebihnya sudah tak bisa neko-neko lagi. Keinginan Marni dianggap aneh oleh Simboknya, dan dia tetap berusaha mencari kepingan uang demi sebuah entrok. Pekerjaan tak lazim pun, yaitu nguli, dilakoninya tanpa perasaan malu.
Jujur saya hanyut dalam buku ini. Ini seperti cerita-cerita dengan setting zaman dahulu yang umumnya saya temukan di buku paket Bahasa Indonesia saya waktu SMA. Semuanya begitu mengalir dan nyata. Walau tokohnya rekaan, saya yakin settingnya dicocokkan dengan keadaan pada zamannya. (karena disana disediakan tahun yang runtut).
Buku ini banyak pesan moralnya, tapi tidak diceritakan dengan gaya yang menggurui. Ngalir aja gitu. Lebih-lebih seluruh pesannya diperuntukkan bagi para wanita, pas buat pembaca yg wanita kaya saya B)
Disini kita diingatkan untuk tidak menyerah pada nasib, apalagi pada adat istiadat yang memosisikan wanita hingga tidak bisa berbuat lebih untuk menghadapi hidup.
Kita diajarkan sabar menghadapi masalah yang bertubi-tubi, seperti yang dialamin Marni dewasa. Jujur, kalo divisualkan, mungkin cerita ini bakalan panjang kayak sinetron karena konfliknya banyak, tapi saya adem-ayem aja, malah menikmati pula. Kenapa? Karena konflik yang diuraikan, semuanya dihadapi Marni dengan tawakal namun gagah berani walau ia seorang perempuan.Ya, seorang yang buta huruf dan tidak pernah mengenyam pendidikan harus berhadapan dengan surat-surat, angka, kantor lurah, hukum, tentara, negara. Marni dewasa ini pikirannya polos, yang justru menyelamatkan posisinya sebagai orang terpandang berkecukupan.
Saya juga malu dengan tokoh ini, kenapa? Sepanjang ia mendapat rezeki, semua orang menuduhnya. Dia dikata punya pesugihan, melihara tuyul, suka numbalin orang, dll. Tetangga-tetangga yang kerap bertegur sapa dengannya, numpang nonton TV di rumahnya, numpang makan kalau ada hajatan, semuanya membicarakan ia dari belakang. Bisik-bisik dimana. Semuanya dihadapi Marni dewasa dengan santai, ia hanya berpijak pada kebenaran walau orang sekampung memusuhinya, dan menusuknya dari belakang terang-terangan.
Saat kita membacanya, masalah kita seakan bukan apa-apa dibandingkan dengan masalah Marni.Ia tidak cengeng menghadapinya apalagi down karen bisik-bisik itu. Saya malu karen belum mampu sekuat beliau :)
Jujur... Endingnya bener-bener bikin hati saya serasa ditusuk duri, mengusik rasa kemanusiaan yang paling sensitif. Wanita sangat kuat, tapi memiliki hidup seperti seorang Sumarni pasti akan membuat kita rapuh dan hancur karna sudah tak mampu menghadapi cobaan hidup lagi, ketika cap PKI diturunkan dengan mutlak pada anaknya satu-satunya yang sudah tak berjiwa.
Air mata udah ngalir begitu nutup buku ini, dan ketika saya buka dari awal lagi (ending di zaman baru terletak di awal sebagai pembuka bab pertama), makin ngalir deraslah air mata ini...
Bikin saya ngerasa berdosa karena belum bisa ngebahagiain orangtua saya, terutama Ibu.
Perjalanan hidup yang berakarkan pada realita, yang sangat, tangguh.
Rate: 8.5/10
Baca deh, highly recommended!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar